Para Pekerja Migran Indramayu, Diduga Menjadi Korban TPPO di Myanmar
Indramayu, bidikkriminalnews.com –Kasus perdagangan manusia kembali menyita perhatian publik setelah keluarga Robiin seorang pekerja migran asal Indramayu, mendesak pemerintah Indonesia untuk segera memulangkan Robiin dan rekan lainnya sebanyak 37 orang yang diduga menjadi korban perdagangan manusia dan kini terjebak di Myanmar. Robiin yang sebelumnya bekerja sebagai buruh tekstil, kini dipaksa bekerja sehari lebih dari 10 jam tanpa di beri upah dalam situasi yang tak manusiawi disekap,siksa dengan balok bahkan sampai di setrum tanpa ampun yang berada di Myanmar berbatasan dengan thailan menjadi sebagai korban dari sindikat penipuan penawaran kerja secara online atau medsos.
Robiin adalah salah satu dari ,37 pekerja Indonesia yang tertipu dengan iming-iming pekerjaan gaji tinggi di luar negeri.
Menurut Yuli, istri Robiin mengatakan” suami saya berangkat bekerja pada September 2023 setelah ditawari pekerjaan dengan gaji Rp16 juta per bulan. Namun, alih-alih bekerja di industri yang dijanjikan, justru suami saya ( Robiin) dipaksa bekerja di bawah tekanan keras dan tanpa hak yang semestinya di Myanmar bahkan sering kali dapat siksaan. Masih sambung yuli
Setelah tiba di Myanmar, Robiin bersama puluhan pekerja lainnya segera menyadari bahwa mereka menjadi korban tipu daya agen tenaga kerja ilegal. Karena tidak hanya gaji yang dijanjikan tak kunjung diberikan, para pekerja juga dipaksa bekerja selama 18 hingga 20 jam sehari, tanpa istirahat. Dan dalam pekerjaan Jika tidak tercapai target yang ditentukan, hukuman fisik seperti pemukulan dengan balok kayu hingga penyiksaan dengan setrum listrik kerap diterima oleh para korban.
Keadaan sangat memprihatinkan karena para pekerja dipaksa melakukan penipuan online yang dikendalikan oleh sindikat internasional. Robiin dan pekerja lainnya dilarang keluar dari tempat mereka bekerja dan dipantau ketat oleh penjaga bersenjata. Selain itu, komunikasi dengan keluarga di Indonesia pun dibatasi, membuat keluarga semakin khawatir akan keselamatan para pekerja di sana.
Yuli, istri Robiin tak kuasa menahan air mata saat menceritakan bagaimana kondisi keluarganya kini semakin sulit tanpa kehadiran Suami sebagai tulang punggung keluarga dan sekarang semua kebutuhan keluarga beserta anak saya yang menanggungnya.
Desakan dan tindakan yang nyata untuk Pemerintah baik daerah maupun pusat .
Keluarga Robiin dalam hal ini Yuli selaku istrinya tidak tinggal diam. Mereka telah melaporkan kasus ini ke berbagai pihak, mulai dari presiden Joko Widodo dan Prabowo Presiden terpilih, Polda, Kapolri, hingga Komnas HAM, Kemenlu, BPM2TKI, DPR RI dengan harapan ada tindakan cepat dari pihak Pemerintah Namun hingga kini, proses pemulangan Robiin dan pekerja lainnya masih terhambat oleh berbagai faktor, termasuk masalah diplomasi antara Indonesia dan Myanmar. Dan ada kabar sedang di lakukan negoisasi untuk pemulangan.
” Maka kami berharap Presiden Jokowi dan pemerintah segera bertindak.
keluarga Robiin juga mendapat dukungan dari beberapa aktivis hak asasi manusia juga para awak media turut mendesak pemerintah untuk bertindak lebih cepat.
Salah satu aktivis kemanusiaan dalam upaya penyelamatan ini adalah Mohammad Sholihin, S.Sos yang aktif memperjuangkan nasib para pekerja migran.
Sholihin menceritakan ” bahwa Robiin sempat mengirim pesan WhatsApp saat peringatan hari jadi Indramayu. Dalam pesan tersebut, Robiin meminta bantuan untuk menyuarakan penderitaan mereka di Myanmar. Ia menceritakan nasibnya yang sangat mengenaskan, dan saya langsung menyuarakannya di hadapan anggota DPRD Indramayu,” ungkap Solihin.
Menurut Solihin, ia juga telah berkomunikasi dengan beberapa anggota DPR-RI untuk segera menghubungi Kementerian Luar Negeri guna melakukan negosiasi dengan pihak Myanmar. “Hari ini saya dapat pesan dari teman di DPR-RI, yang mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Myanmar telah dihubungi, dan negosiasi untuk memulangkan Robin serta 37 pekerja lainnya sedang diupayakan pemulangan,” tambahnya.
Pemerintah Indonesia terus berupaya menjalin komunikasi dengan pihak di Myanmar dan berbagai organisasi internasional serta kedutaan besar Indonesia di Myanmar untuk memastikan keselamatan para WNI yang terjebak akan segera di pulangkan dengan keadaan selamat sampai ke tanah air dan di kampung halaman.
(Ahmad Fauzi)